Ku rasalan hangatnya mentari pagi yang merasuk ke dalam sukma dan ragaku, yang terus ku rasakan di sepanjang perjalanan pagi ku ini. Hingga membawaku bertemu dengan sesosok bidadari tak bersayap. Ku lihat manis senyumnya, ku lihat rambutnya yang jatuh bergerai, dan tatapan matanya yang penuh harapan. Saat-saat itupun berlalu. Sesal dalam hati mengapa aku tak berkenalan dengannya. Justru hanya terdiam sambil menatapnya. Huft. sungguh sayang...
Beberapa tahun kemudian, entah apa yang terjadi sehingga aku dapat berkenalan dengannya. Lalu mulai ku tanamkan hatiku padanya. Meskipun ia memberikan harapan padaku, ia selalu bersikap acuh. Entahlah, itu ia lakukan kepada setiap orang yang dekat dengannya. Ku akui ia memang aneh, akan tetapi keanehan itu yang justru memacu rasa penasaranku kepadanya.
Sebulan sudah kami berjalan tanpa ikatan. Semua baik tanpa ada masalah apapun. Sampai suatu saat datanglah orang ketiga. Dia sangat percaya diri dapat menaklukan wanita itu. Hingga iya menganggapku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya. Dia selalu meremehkan ku. sehingga tersirat kata bahwa ia ingin bertengkar denganku. Aku tak suka padanya karna aku tau ia ingin mendapakan wanita itu karena ingin di pandang mampu menaklukan siapa saja demi kesombongannya. Tak seperti aku yang benar-benar menaruh hati pada wanita itu.
Namun semua tak semulus rencananya. Seperti biasa, wanita itu hanya memberikan harapan dengan sikap acuh. Tetapi tak se-acuh sikap wanita itu kepadaku. Sehingga orang ke tiga ini semakin yakin dapat "menendang" ku. Dan wanita itupun lepas dari genggamanku. hiks.. hiks.. hiks..
Beberapa minggu kemudian terdengar kabar bahwa ia tlah tak bersama wanita itu lagi. Ia telah menyerah. Ia tidak dapat menaklukan sikap acuhnya dan tak dapat menyentuh cintanya. Ia pun merasa malu kepadaku karna kesombongannya itu.
Wanita itu seperti ingin mendekatiku lagi. Dengan perhatian yang tak pernah ia berikan sebelumnya kepadaku. Namun diriku seperti menolak. Mungkin karena aku tlah merasa kecewa karena ia pernah meninggalkanku untuk orang lain. Terlebih lagi ia mengetahui bahwa aku lebih baik daripada orang ketiga itu. Bukannya sombong, tetapi itulah yang ku dengar dari teman-temanku yang lain.
Di akhir cerita, tak ada satupun dari kami yang menemukan kata 'cinta'. Tak ada lagi sikap, hubungan, dan tanggapan dari kamu ber tiga. Ya, khalayak orang yang sedang bertengkar. Inilah akhir dari 3 Hati yang ingin bersatu, tetapi memiliki 2 Hasrat yang berbeda, dan juga Tanpa Cinta yang bersemi pada jalan yang berliku ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar